Indonesia Media Watch
====
Mengundang sobat-sobat untuk hadir mengikuti diskusi publik dengan Tema:
Hipokrit: Negara, Media Dan Masyarakat dalam Melihat Persoalan Seksualitas
( Kajian Kritis Terhadap Video Porno mirip Ariel dan Luna Maya )
Saat ini pemberitaan media massa tentang video porno yang diduga mirip dengan Ariel dan Luna Maya setiap hari kita lihat dan baca. Bahkan di infotaiment menjadi headline, di media cetak dan media televisi memberitakannya melebihi pemberitaan kasus century dan kasus korupsi lainnya. Masyarakat selama ini sudah muak dan putus asa dengan kondisi Negara yang penuh dengan penipuan dan korupsi disana-sini. Sehingga pemberitaan tentang video porno itu menjadi “obat” mujarab untuk menghentikan sejenak perhatian masyarakat terhadap persoalan Negara. Karena setiap saat disuguhkan dengan pemberitaan tentang video porno secara terus-menerus membuat masyarakat terbawa dalam perdebatan. Sebagian masyarakat mengencamnya tapi sebagian masyarakat juga mengunduhnya. Tidak mengherankan video itu menjadi buruan oleh banyak orang, termasuk siswa sekolah. Sampai harus dilakukan razia hand phone untuk memastikan ada atau tidak video porno tersebut.
Pembicaraan tentang video porno tersebut dilakukan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Mulai kelas atas sampai tingkat bawah asyik membahas hal tersebut. Ibarat menonton adegan ranjang bintang yang dipujanya secara gratis. Kemudian peluang ini semakin ditangkap oleh media untuk membangun opini publik bahwa video itu layak dihujat tetapi sekaligus enak dinikmati.Pemerinta h khususnya Kementerian Pendidikan Nasional kemudian menyatakan bahwa tidak menjadi penting pendidikan seksual diberikan di lembaga pendidikan. Karena alasannya ditakutkan anak-anak akan melakukan praktek seks secara langsung karena mendapatkan pendidikan seks.
Dari situasi itulah, Indonesia Media Watch berencana mengadakan dialog publik bertema “Hipokrit: Negara, Media dan Masyarakat Dalam Melihat Persoalan Seksualitas”. Sebuah kajian kritis terhadap video porno mirip Ariel dan Luna Maya. Khususnya tentang peran media massa dalam memberikan pendidikan seksualitas
Indonesia Media Watch (IMW) sebagai lembaga sosial masyarakat yang fokus dengan kerja-kerja monitoring media massa di Indonesia dalam isu perempuan, pluralism, HAM maupun seksualitas menganggap bahwa hal ini menarik untuk dibicarakan dan didiskusikan. Diharapkan media massa semakin memberikan kecerdasan dan kedewasaan kepada masyarakat untuk lebih paham soal apa itu pendidikan seksual. Sehingga tidak semakin membentuk masyarakat yang hipokrit terhadap seksualitas. Satu sisi menghujat tetapi disisi lain menikmatinya.
Hari/Tanggal :Rabu, 23 Juni 2010
Pukul : 15.00- 18.00 WIB
Tempat : Galery Café (Taman Ismail Marzuki)
Jl Cikini Jakarta Pusat,
IV. Pembicara / Narasumber
• Ketua Komisi I DPR RI
• Veven Sp. Wardana ( Pengamat/kritikus Media )
• Idi Muzayyat ( Anggota Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia RI )
• Hendra Kaprisma ( Peneliti Indonesia Media Watch)
• Aliansi Jurnalis Independent (AJI)
Ulasan Tema
• Djenar Measa Ayu ( Representasi Perempuan )
• Ahmad Syarkawi ( Representasi Pelajar/Remaja )
• Gus Nuril ( representasi tokoh masyarakat, Pimpinan Ponpes )
Topik Pembuka : Bob Febrian ( Direktur Indonesia Media Watch )
Informasi: 0813 7619 2516 (Hartoyo)
Demikianlah undangan ini kami buat. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Hartoyo
Ketua Panitia Pelaksana
Turut mengundang Dewan Pembina IMW:
- Veven Wardhana
- Manneke Budiman
- Rocky Gerung
- Musdah Mulia
- Farid Adhikoro, SH
- Intan P
- Fadjroel Rahman
- Taufik Basari, SH