Pemerintahan Nepal memberikan keterangan bahwa mulai depan, kongres akan membahas mengenai pengadaan pariwisata ditujukan untuk LGBT. Pembahasan pada kongres tersebut merupakan tindak lanjut dari peraturan yang dibuat pemerintahan Nepal beberapa tahun sebelumnya.
Semenjak Nepal berdiri kembali sebagai negara demokrasi dengan menentang pemerintahan raja Gyanendra, pemerintah mulai memberikan sinyal positif terhadap LGBT di Nepal.
Masalah gender dan seksualitas memang merupakan isu yang agak rumit di Nepal. Masyarakat Nepal mengenal istilah-istilah seperti "Meti" (Laki-laki yang feminin), "Mardana" (Perempuan yang maskulin), serta "Tesrolingi" (Transeksual). Orientasi seksual gay dan lesbian-pun memang sudah ada sejak lama dan diakui oleh masyarakat disana dan disebut "Salijo" (Pasangan sesama jenis) serta dianggap seperti hal yang biasa. Akan tetapi, dibawah pemerintahan raja Gyanendra, orang-orang tersebut dicap sebagai teroris dan dianggap bukan manusia sehingga banyak terjadi kekerasan yang dilakukan oleh pihak kerajaan dan militernya.
Seorang Metis di Nepal Pada tahun 2007, kongres mencabut undang-undang yang memberikan status 'tidak normal' kepada LGBT yang dibuat semenjak tahun 1963.
Pada bulan Februari 2007, Nepal pertama kali memberikan izin kepada warganya Chanda Rani untuk diakui sebagai laki-laki DAN perempuan.
Kemudian pada bulan November 2008, pemerintahan Nepal memberikan kesetaraan penuh kepada seluruh LGBT. Persamaan ini tidak hanya di bidang sosial dan tenaga kerja, tetapi juga masalah pernikahan. Di bulan yang sama, kongres Nepal membentuk sebuah komite kerja yang beranggotakan 7 orang untuk melakukan pendalaman mengenai hukum yang akan diterapkan di masa depan berkaitan isu kesetaraan LGBT, termasuk pernikahan.
LGBT di Nepal merayakan keputusan kongres pada November 2008 mengenai kesetaraan Pada bulan Desember 2008, Nepal adalah salah satu dari hanya 4 negara di Asia yang menandatangani deklarasi Argentina mengenai hak-hak asasi untuk LGBT.
Pada bulan Maret 2009, satu-satunya anggota parlemen di Nepal yang juga seorang gay, Sunil Babu Pant, menyatakan bahwa Nepal memang belum memiliki UU pernikahan sesama jenis. Akan tetapi, bersamaan dengan pembahasan UU kesetaraan LGBT, UU pernikahan yang baru yang mencakup pernikahan sesama jenis sedang dibahas dan diperkirakan bisa dilegalisir pada tahun 2010.
Sunil Babu Pant Organisasi LGBT terbesar di Nepal, yaitu Blue Diamond Society memang sudah menyelenggarakan pernikahan untuk sesama jenis semenjak tahun 2006. Akan tetapi, pernikahan tersebut tidak diakui secara hukum oleh pemerintahan Nepal.
Pernikahan sejenis yang pernah diadakan di Nepal Saat ini di Nepal memang sudah ada agen pariwisata yang ditujukan kepada LGBT bernama Pink Mountain. Agen pariwisata ini didirikan oleh Sunil Babu Pant. Para turis yang mengikuti program pariwisata Pink Mountain akan menyelenggarakan upacara pernikahan adat Nepal untuk pasangan turis tersebut di kaku gunung Everest atau di distrik Mustang (Salah satu distrik penuh peradaban kuno di Nepal). Prosesi pernikahan tersebut akan dilakukan dengan mengendarai gajah. Sedangkan bulan madu yang direncanakan berupa perjalanan wisata keliling Nepal, berkunjung ke desa-desa yang kuno, serta pendakian gunung everest.
Komunitas LGBT di Nepal